Selasa, 10 Juli 2012

Gelisah malam

Seorang diri aku dalam kamar
Usang warna seprai bertumpuk bantal usang
Batang-batang rokok menjadi puntung yang cemar

Langit mengucurkan air matanya
Aku seorang diri dalam kamar
Sempit berantakan dengan lampu redup menyala
Namun bagai tanpa cahaya

Sementara di luar sangkar
Di ruang tamu,
Faozan tidur
Yaskur mendengkur
Faiz nampak gelisah
Murung menghitung uang hasil kerjanya
Dengan lampu baterai yang menyala
Tangannya mengutak-atik kalkulator bodol yang ditemukannya sore tadi di pinggir jalan waktu ia pulang dagang

Malam semakin larut
Aku enggan keluar sangkar
Petir mengamuk menggelegar bagai srigala murka
Aku takut
Kolong tempat tidur pun jadi persembunyian
Meringkal tubuhku dengan nyenyak ketakutan

Aku harap esok segera tiba dan matahari cepat terbit
Agar tak usang tubuhku
Agar tak kumuh pikiranku
Agar tak redup semangatku
Agar hilanglah rasa takutku
Amin...

Tidak ada komentar: